Monday, June 28, 2010

Bisnis, Pengusaha, Manajemen

pic has taken here


Hallo, selamat hari selasa :)

Maaf, saya jarang posting di blog yang ini. Bukan berarti saya mau meng-anak-tirikan loh, tapi kerjaan memang sedang banyak, sebenarnya banyak yang ingin saya share, tapi begitu menghadap komputer langsung BLANK!

Sebelumnya terima kasih buat rekan-rekan yang sempat komentar, dan follow blog saya yang ini :) .

Oh iya, sekedar informasi kalau 2,5% orang di Indonesia jadi Businessman atau Entrepreneur , negara kita bisa semaju negara Singapur loh.. Jadi kalau memang sudah niat, ayo segera realisasikan supaya bisa mengurangi rekan-rekan yang pengangguran :).

Seperti yang sudah saya beritahu sebelumnya, saya seorang Customer Service multitalenta hehe, mengurus marketing, pengiriman barang, meng-handle client, juga laporan.
Karena perusahaan tempat saya bekerja ini termasuk perusahaan yang baru berkembang, jadi semuanya bener-bener belajar dari nol.

Tapi syukurlah, perusahaan tempat saya bekerja memang terus mengembangkan sistem manajemennya, merekrut seorang adviser untuk manajemennya, jadi saya sudah punya SOP (Standard Operating Procedure) sekarang.

Ngomong-ngomong masalah Manajemen, saya jadi pengen bahas nih.
Karena di kantor sedang mengembangkan sistem manajemennya, saya juga berusaha untuk memahami pentingnya manajemen.

Cita-cita saya itu mau jadi Businessman Woman, karena saya sebagai perempuan nantinya akan menikah, mempunyai anak, kalau memilih tetep jadi karyawan yang memiliki jenjang karir, pasti akan keteteran tugas Ibu Rumah Tangganya, dan saya tidak mau itu.

Begitu beberapa waktu lalu, saya sempat berbincang dengan adviser di kantor.
Beliau menjelaskan perbedaan antara Businessman (pebisnis) dan Entrepreneur (wirausahawan).

"Businessman belum tentu Seorang Entrepreneur!" beliau menegaskan.
Kenapa? karena kalau Businessman rata-rata fokus pada Profit semata dan Entrepreneur mengejar Benefit.
Businessman tidak punya sistem, kalau Entrepreneur harus punya sistem.

Ya manajemen itu.
Kalau dari segi keuntungan jelas para pebisnis itu memiliki profit yang lebih besar, tapi belum tentu berlangsung lama.
Mereka rata-rata meraup keuntungan yang banyak, tapi tidak memikirkan hari esok, begitu istilahnya.

Kalau pengusaha, memikirkan bagaimana bisnisnya akan berlangsung lama bahkan bisa turun temurun.

Semua tergantung manajemen kita, strategi marketing kita, bagaimana membuat pegawai dan konsumen loyal, bagaimana membuat mereka bisa menjadi seorang partner kita, bukan mesin pencetak uang dan semua itu sudah ada dalam manajemen.

Jadi, manajemen adalah akar dari semuanya.
Meski awalnya tidak mungkin kita membangung manajemen/sistem/struktur organisai, karena mungkin pegawai yang kita miliki baru sedikit, tapi segeralah untuk merancangnya.

Kita tidak mau dong, bisnisnya cuma jadi bisnis petasan? mebludak lalu hilang..

Salah satu contoh, Madonna.
Apakah suara Madonna setinggi dan sebagus Mariah Carey? tidak! Tapi dia tetap jadi idola meskipun suaranya tidak begitu bagus dan sudah tidak muda lagi.
Kenapa? karena manajemennya itu. Manajemennya membuat seorang Madonna menjadi mega bintang, Madonna betul-betul dikonsep oleh manajemennya sendiri.

Sekarang bagaimana dengan ajang pencarian bakat?
Ya, itu bisnis buat stasiun tvnya. Para artisnya? jarangkan yang bertahan. Paling lama 3 tahun, setelah itu, kemana lagi ya??

Setelah itu, pemikiran saya langsung terbuka. Saya mau jadi pengusaha, iya! Meskipun awalnya mesti jatuh bangun (hihi kayak lagu dangdut), pegawainya sedikit, tapi manajemen harus dimulai sejak awal..

Bagaimana menurut rekan-rekan?

Tuesday, May 25, 2010

Pengalaman + Mengasah Skill = Investasi di Masa Depan





Mungkin terlalu berat untuk bilang blog saya yang satu ini lebih sering menulis tulisan 'serius' ketimbang curhatan, diari-diarian, dan sobat-sobatnya..


In fact, i can't be serious or funny too..
Yes, I'm a middle of both! Maksudnya ya, gak serius amet, gak lucu amet :)..
Well, as I've noticed before. I have been working here since August 2009, and i have a responsibility as Customer Service.
But, it's a different. Beside to handle a client, i have to handle a marketing, a few report , and checking delivery. Oh called me a Customer service Multi talented :P.

Bekerja di usia yang relatif masih muda, memang tidak pernah terpikir untuk saya. Sekolah menengah kejuruanlah yang membawa saya untuk bisa bekerja dengan gaji standard tanpa harus memiliki ijazah universitas..

Tapi, pada dasarnya saya tidak pernah mencari sesuatu dalam segi finasial.
Kenapa? karena usia saya adalah usia paling baik untuk mencari banyak pengalaman, meneruskan sekolah, dan tentu saja bersenang-senang (*yang terakhir itu tentative yaa, hehe).
Kalau dari sekarang udah mulai itung-itungan, kita gak akan pernah mengambil hikmah dalam suatu pekerjaan.

Begitu pentingnya sebuah pengalaman, menjadi standard dan nilai tersendiri bagi setiap orang.
Bukan berarti yang banyak pengalaman ini, yang suka ganti-ganti kerjaan loh.
Maksudnya, pengalaman disini, dimana kita bekerja, fokus, akan suatu bidang lalu mengerjakan dengan baik, bukan semata-mata untuk mengejar uang.

Meskipun gak bisa kita pungkiri, uang menjadi salah satu alasan terbesar mengapa kita kerja.
Apa gunanya kita bekerja hanya untuk mendapatkan gaji.
Bekerja sebulan-dapat gaji-bekerja sebulan-dapat gaji *repeat.

Kita akan menemukan kebosanan yang luar biasa, dan memikirkan untuk pindah kerja karena gaji, tunjangan, dan sobat-sobatnya lebih tinggi dibanding tempat kerja kita sekarang. Akhirnya, sering pindah-pindah kerja, gak fokus, ya gaji pasti segitu-segitu aja. Mana ada, skill tetap, income gede.
Kalau kita bekerja untuk terus mengasah skill kita, terbuka dengan segala ilmu baru.
Uang pasti datang sendiri, bekerja dengan hati, melakukan yang terbaik dan ikhlas, rejeki pasti ngalir.. Amin.

Saya menulis seperti ini, karena sudah sering melihat beberapa orang yang menolak lowongan kerja, lantaran gajinya kecillah, tempatnya kurang nyaman, atau keukeuh sama ijazahnya yang harusnya dibayar dengan gaji segini.

Sekarang yang dilihat bukan ijazah lagi, meski masih banyak perusahaan yang menilai kita dari lulusan universitas bereputasi baik, tapi tetap sajakan banyak yang nuntut pengalaman?
Wong ada yang lulusan cum laude masuk PNS jadi cleaning service, bagaimana yang ngga jadi sarjana?

Jadi jelaskan, pengalaman dan skill itu diutamakan.
Skill itu bisa diasah asal ada nawaitu, jangan under estimate dulu sama kerja yang gajinya kecil.
Tapi lihatlah peluang yang ada di depannya, bisa aja itu cuma ngukur loyalitas kita saja. Kalau kerjanya emang bagus, terus berkembang kearah yang baik, skillnya nambah, masa iya perusahaannya tutup mata?
Kalaupun perusahaannya gitu, pasti rejeki bakal dateng dari mana aja, misalnya ada client yang lihat kinerja kita bagus, siapa tau bisa direkrut.
Atau karena kita belajar banyak diperusahaan itu, siapa tau niat jadi entrepreneurship.

Dari pada kita cuma bisa ngayal, kerja diperusahaan gede, gaji tinggi, tunjangan ini - itu, tapi gak gerak, dikasih kesempatan kerja nolak karena gajinya kecil.
Terus mau dapet pengalaman darimana? mau ngasah ilmu yang udah kita pelajarin dimana?

Saya pernah dengar cerita dari Ayah saya, tentang 2 orang yang disuruh mengantarkan sekilo telor ke tempat yang jauh.
orang yang satunya, langsung tanya : ongkos saya kirim mana? biaya makan kalau lapar dijalan mana? terus kalau ada apa-apa dijalan bagaimana? bla..bla.bla.. akhirnya dia tidak jadi mengantarkan telor itu.

Sementara, orang yang satunya lagi mulai berpikir bagaimana caranya supaya telor itu sampai tujuan, mungkin dia nebeng truk, jalan kaki, pokoknya segala cara coba dia tempuh.

Sama saja, gambarannya seperti kita yang menuntut gaji dulu, tunjangan ini-itu, begitu dikasih tanggung jawab yang agak berat dikit, kabur.

Kawan, untuk menjadi manusia besar, berhasil dan sukses. Kita harus mengerjakan hal-hal yang besar juga, pengorbanan yang besar juga.

Sekarang, ayo bangkit! Nikmatilah kerjaan itu, sebagai investasi besar, buatlah target, bekerjalah dengan penuh tanggung jawab dan suka cita.
Insya Allah, selain jadi berkah, rejeki pasti ngalir.. :)


Saturday, May 22, 2010

Follow Your Heart and Get What You Want!






Follow your heart and get what you want!


Kenapa tiba-tiba saya menuliskan kalimat diatas? Kalimat yang mungkin sangat sering atau mudah di ucapkan, tapi sulit untuk mengaplikasikannya.
Hari ini saya mendapatkan sebuah pelajaran berharga dari menonton sebuah film yang belakangan ini heboh sekali diperbincangkan, baik dari media social networking atau nyata sekalipun.

-3 Idiots-

Sudah ada yang menonton? atau jangan-jangan cuma saya yang ketinggalan zaman, baru nonton sekarang.
Film yang berkisah antara persahabatan 3 orang mahasiswa disalah satu perguruan tinggi teknik di India yang berjuang mati-matian demi mengejar cita-cita mereka (atau mungkin cita-cita orang tua mereka -red).

Farhan , Raju , dan Rancho mereka bertiga tinggal satu kamar dan memiliki latar belakang yang berbeda.
Sebenernya saya sempat under estimate dengan film-film india, karena cuma di India orang bahagia, sedih bahkan mati ada nyanyi-nyanyi segala dan durasinya yang rata-rata lama banget bikin bosan..

Farhan mencintai dunia Photography, tapi karena ayahnya ingin dia menjadi seorang Insinyur, dia tetap melanjutkan ke sekolah teknik.
Raju yang berasal dari keluarga kurang berada tetap berjuang untuk menjadi seorang Insinyur karena ayahnya yang sedang stroke ingin melihat dia menjadi Insyinyur.
Rancho, mahasiswa yang pintar tapi memiliki pemikiran berbeda 'out of the box' juga sangat rela berkorban untuk orang-orang di sekitarnya.
Film ini sangat ringan, tapi jujur saja emosi saya dibawa naik turun dan saya sukses menangis menonton film ini.

Film ini menggambarkan bagaimana para mahasiswa yang selalu mengikuti sistem, tertekan karena tuntutan orang tua, atau tugas-tugas yang ditolak dosen, keputusasaan dan hingga akhirnya beberapa mahasiswa bunuh diri karena gagal di dunia perkuliahan.


Mungkin, kalian yang sedang baca tulisan saya ini pernah mengalami atau sedang mengalami bagaimana hidup di dalam sebuah sistem, tekanan, dan menjalani hal-hal yang sebenarnya tidak kita sukai. Beberapa ada yang berontak tapi lari ke jalan yang lebih buruk, ada yang mengikuti sampai akhir, bahkan ada yang mati muda! Kalau difilm 3 Idiots bukan bunuh diri, tapi pembunuhan. Iya, mereka di bunuh oleh tuntutan yang tidak mereka inginkan, mereka menjalani yang tidak mereka kuasai.

Begitupun saya, bukan bermaksud untuk curhat (*ngeles), dari kecil impian saya memang banyak, pengen bisa jadi penyanyi, bisa bermain-main macam-macam alat musik.
Ayah saya memang seorang musisi, tapi sayang dia terlalu sibuk mengejar mimpinya hingga lupa menepati janji untuk anak-anaknya sendiri.
Sekarang, saya lulusan sekolah kejuruan Informatika. Tidak menyesal memang, karena disana saya banyak belajar mengenai Teknologi dan tidak lagi gaptek! :)

Tapi, satu hal. Ayah saya berpikir kalau saya sama sekali tidak menyukai musik, ayah saya berpikir kalau saya memang mencintai dunia IT, well he never really know me.
Selain musik saya begitu mencintai dunia Broadcast, saya ingin suatu hari nanti bisa jadi penyiar atau bekerja membuat program di salah satu stasiun tv. Ayah saya tidak melarang, tapi 'menjatuhkan' impian saya.

Akhirnya saya menyerah, saya memilih sekolah kejuruan. Secara tidak langsung saya memilih sekolah asal-asalan hingga akhirnya harus pindah dan memilih sekolah IT.
Begitu selesai, saya mau melanjutkan ke universitas. Saya ikut tes dan memilih jurusan komunikasi, saya sadar saya memiliki kemampuan dalam berbicara dan berkomunikasi.
Tapi saya gagal! Karena basic saya sekolah IT, saya tidak belajar secara intensif pelajaran IPS.
Dan akhirnya saya diterima kerja, disalah satu software development.
Meskipun rasa penasaran saya terhadap musik dan dunia broadcast masih terus menjalar di hati saya.

Suatu hari, saya pasti akan mengejarnya. Hidup saya memang tidak dibawah tekanan, tapi tidak didukung dan diarahkan.
Sempat minder, melihat teman-teman saya mampu masuk ke PTN ternama, dengan bangga memakai almamater, atau mengundang saya di acara bergengsi di kampusnya. Sementara saya?
Saat itu, saya merasa GAGAL! saya kehilangan arah, saya kehilangan sesuatu, saya tidak fokus, saya belum bisa mengejar impian saya.

Saya terbawa arus, mereka bilang enak jadi saya. Sudah kerja, sudah punya uang sendiri.
Tapi, kepuasan itu bukan materil kawan! bukan!
Saat ini, saya benar-benar menjalani apa yang akan saya impikan. Saya masih serius menjalani pekerjaan saya, saya akan melanjutkan kuliah, membuat band, juga akan mencoba part time menjadi penyiar.

Kembali lagi pada pernyataan "Follow Your Heart and Get What You Want ".
Kawan, pencapaian itu bukan berarti kalian sukses menjadi Insinyur, Direktur, Ilmuwan, Ahli Keuangan yang hebat, atau seseorang dengan Income yang sangat besar.
Pencapaian itu apabila kita sudah menjalani hal yang kita inginkan, menemukan passion kita dan hidup disana.

Seperti salah satu scene di film 3 Idiots, Rancho bercerita kepada ke 2 sahabatnya kalau dia masuk teknik memang mencintai teknik, ingin belajar lebih mengenai teknik, dan dia berhasil menjadi yang terbaik meskipun harus menghadapi macam-macam rintangan karena sangat 'berbeda' dari mahasiswa yang lain.

Begitupun kita, meskipun istilahnya kita cuma bisa menjadi tukang sapu. Tapi karena kita mencintai pekerjaan menjadi tukang sapu, tau teknik cara menyapu dengan benar, tau bahan untuk sapu yang bagus, mungkin nanti kita bukan hanya menjadi tukang sapu. Kita bisa jadi JURAGAN TUKANG SAPU.

Karena apa? karena kita sudah menemukan passion, kita sudah menjalani apa yang kita sukai, dan kita pasti bisa melakukan yang terbaik.

Mudah-mudahan, apa yang kita jalani sekarang memang sesuai dengan passion kita.

Tuesday, May 18, 2010

a Little Bit about my School.


When i studied in vocational high school, i feel inferior.
Because I've chosen the wrong school, the school has a bad environment from teacher till students who studied there.
It's so damn freak me out.

Every day i came home with crying, i tried so hard to told my mom that my school's environment is very uncomfortable.
I just can kept 3 months and decide to move to other school with other major.

I entered to Informatics vocational school majors software development, a few friends asked me..
"why you choose vocational, again?"

yeah, because i don't have choice. If i decided to enter to senior high school I'd be left out.
So, i tried to endure in my new school.

Better! yeah, I've learned a lot about life, about technology especially Informatics Technology (no more, miss gaptek!) and my school gave me a chance to be chair woman in OSIS.
I more comfortable face my friends who studied in Senior High School..
They're envy with me, because i understand about technology, i can use many computer program, i can build my own web etc..

***

Now, i really grateful because I've Chosen vocational school.
I failed enter to state university but i have chance to work in software development, even i'm not being programmer .
I learned how to handle client, how to have a good relation with co-workers and boss!
Everything runs so magic, unpredictable and i love it!

I'll promise to you all, i'll tell about my job. Bittersweet of my job..
:)



Introducing

I had thought twice before I made this 2nd blog, this blog especially for my 'serious' writing.
My first blog tends to write about my life , my photograph , or called it my digital diary.
But on my 2nd blog, you never find it.
Hopefully you will enjoy with my other side, my other opinion or maybe my idealism think!


So, Welcome :)